Jumat, 01 Mei 2020

Jadilah Dirimu Sendiri





Revolusi industri 4.0 membawa pengaruh yang sangat besar dalam segala bidang kehidupan. Masyarakat sangat mudah untuk mengakses apapun.  Dengan kemudahan ini, tentu saja banyak tantangannya jika kita tidak memfilter diri dengan baik. Imbasnya kita tidak bisa menjadi diri sendiri. Gaya hidup-gaya hidup yang negatif bisa berpengaruh terhadap generasi muda. Mereka melakukan itu hanya karena supaya bisa disebut anak gaul. Mereka tidak menyadari jika kehidupan seperti itu sudah membuat dirinya menjadi orang lain. Ini lah yang sangat ditakutkan ketika kita sudah kehilangan jati diri, ketika kita sudah tidak mengenal corak kita sendiri, tidak mengenal potensi yang ada dalam diri.


Ketika saya mengajar, saya sering memperhatikan para siswa yang memiliki ingrup, masing-masing individu ingin sama dengan ingrupnya. Saya yakin diantara satu dari anggota grup itu, ada yang tidak suka dengan gaya tersebut, tapi karena dituntut untuk kompak,  dia berusaha untuk sama dengan grupnya. Apakah dengan kita menjadi orang lain kita akan mendapatkan kebahagiaan? Silahkan jawab dengan jujur.

Hidup di dalam sebuah grup tidaklah dilarang tapi tetaplah menjadi diri kamu sendiri. Kamu tidak perlu meniru-niru gaya orang lain. Begitu pula ketika kamu ingin berprestasi kamu tidak perlu meniru prestasi yang telah dicapai orang lain, karena prestasi yang kamu miliki belum tentu sama. Ada orang yang berprestasi dalam bidang olahraga, paduan suara, pidato, desain, puisi dan sebagainya.
Coba kalau kita kaji sebuah ayat Al Qur’an surat Az-Zariyat 21  


Berdasarkan ayat tersebut, manusia memiliki potensinya masing-masing. Baik itu potensi fisik, potensi perilaku, etos kerja maupun potensi kecerdasan.

1.        Potensi fisik berupa panca indera, tubuh yang gagah, wajah yang sempurna dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan fisik manusia.
2.        Potensi perilaku, potensi ini terbagi menjadi dua yakni perilaku positif dan perilaku negatif. Perilaku-perilaku negatif sebisa mungkin harus dihindari tapi jika belum bisa maka kurangilah.
3.        Etos kerja, individu akan memiliki etos kerjanya masing-masing. Peliharalah etos kerja yang kamu miliki sehingga kamu bisa memaksimalkan potensi untuk kehidupan yang lebih baik.
4.        Potensi kecerdasan, kecerdasan ini bermacam-macam, kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan dalam menghadapi kesulitan hidup (Adversitas Quotient). Sementara itu, Howard Gardner membagi kecerdasan menjadi 8 yaitu kecerdasan verbal-linguistik (bahasa), kecerdasan logis-mathematis, kecerdasan visual-spatial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis.

Manakah diantara 8 kecerdasan tersebut yang kamu miliki? Kecerdasan emosi, spiritual dan adversitas adalah kecerdasan yang harus kamu kelola dengan baik karena ini yang akan menjadi pondasi untuk kamu bisa mengelola potensimu dengan maksimal. Kamu hanya perlu menggalinya. Potensi yang kamu miliki akan tumbuh dengan maksimal manakala kamu menjadi diri kamu sendiri.

Pernahkah kamu mendengar sebuah cerita atau menonton film yang berkisah tentang seorang manusia yang diasuh oleh srigala? Apa yang terjadi pada manusia tersebut? Ia berprilaku seperti srigala, potensinya sebagai manusia tidaklah muncul. Hal ini terjadi karena orang itu hidup menjadi srigala. Dia tidak akan bisa berbicara, menulis atau pun membaca. Dia hanya bisa mencari mangsa dan memakannya seperti layaknya srigala makan.  Begitupun dengan cara dia berjalan.

Itu pula yang akan terjadi  dengan dirimu, jika kamu terus meniru gaya orang lain, kamu tidak akan pernah menemukan potensimu dengan baik. Ada dua kemungkinan jika kamu meniru orang lain pertama menjadi lebih baik dari orang yang kamu tiru atau yang kedua menjadi hancur. Mulai sekarang galilah potensi dalam dirimu dan jadilah diri sendiri. Menjadi diri sendiri itu lebih bahagia daripada kamu menjadi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar