Selasa, 16 Januari 2024

Bahan Ajar Sejarah kelas XI : Latar Belakang Penjajahan Jepang di Indonesia

 

Menyerahnya Belanda di Kalijati pada 8 Maret 1942 terhadap Jepang merupakan tanda berakhirnya kekuasaan bangsa Belanda dan dimulainya pendudukan Jepang.  Peristiwa ini terjadi bukanlah tanpa sebab, ada proses panjang dan peristiwa-peristiwa lain yang mempengaruhinya. Lalu apa yang menjadikan Indonesia dikuasai oleh Jepang. Mari kita simak video berkaitan dengan kedatangan Jepang di Indonesia https://www.youtube.com/watch?v=zqE9bMYMLns dan pahami bacaan di bawah

1.    Jepang menjadi negara Imperialis



Gambar : Kaisar Meiji, kaisar yang membawa Jepang pada era modern dan melakukan berbagai pembaruan yang mengadopsi sistem Barat dan membawa kemajuan bagi Jepang dengan slogannya “Negara Makmur Militer Kuat”

 

 

Munculnya Jepang sebagai satu-satunya imperialis yang berasal dari Asia tidak terlepas dari terjadinya restorasi Meiji. Restorasi Meiji dalam buku Sejarah karya Nana Supriatna yang dikutipdari website https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/restorasi-meiji-pengertian-tujuan-dan-dampaknya-bagi-jepang-20crdNLVGMJ/full adalah peristiwa penting berakhirnya periode pemerintahan shogun yang telah berkuasa selama lebih dari dua ratus tahun dan mengembalikan pemerintahan kepada kaisar Jepang.

Shogun adalah komandan angkatan bersenjata yang menjalankan kekuasaan sehari-hari atas restu dari kaisar.

Namun, semenjak adanya Restorasi Meiji yang dilakukan oleh Kaisar Meiji, Shogun tidak lagi memiliki kekuasaan. Semenjak kekuasaan kembali kepada kaisar, Kaisar Meiji melakukan perubahan besar-besaran yang mengantarkan Jepang dari negara/kerajaan yang terisolasi (menutup diri dari pengaruh bangsa barat) menjadi modern.

Tujuan dari Restorasi Meiji adalah melawan keshogunan dan mengembalikan kekuasaan pada kaisar, melaksanakan modernisasi tanpa mengorbankan kesatuan dan persatuan nasional, serta mengejar ketertinggalan Jepang dari negara-negara Barat sekaligus menaikkan posisinya di mata internasional ( https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/18/180000379/latar-belakang-restorasi-meiji?page=all)

Dalam upaya mengejar ketertinggalannya dari bangsa Barat, Kaisar Meiji mengirimkan pejabatnya mengunjungi Amerika Serikat dan Eropa untuk melaksanakan misi  yang dinamakan dengan Misi Iwakura, dengan tugas pokoknya mempelajarai kemajuan bangsa Barat seperti sistem pendidikan, teknologi, serta ideologi.



Anggota Misi Iwakura

Sumber gambar :

https://www.re-tawon.com/2018/09/sejarah-modernisasi-jepang-sesudah.html

 

 

 

Berdasarkan hasil dari Misi Iwakura tersebut, Kaisar Meiji melakukan pembaruan dalam berbagai bidang kehidupan dengan mengadopsi sistem barat. Adapun pembaruan tersebut adalah sebagai berikut

a.       Bidang Perindustrian ditandai dengan membangun industri seperti pabrik senjata, galangan kapal, peleburan besi dan pabrik pemintalan. Bersamaan dengan itu dibangun pula jaringan kereta api dan komunikasi modern

b.      Bidang Perdagangan, yakni dengan mengembangkan pelabuhan-pelabuhan modern dan mendirikan bank.

c.       Bidang Militer, yaitu dengan menerapkan wajib militer untuk laki-laki berusia 21 tahun dalam masa 4 tahun dan diikuti tiga tahun menjadi tentara cadangan; membeli peralatan perlengkapan militer dari barat; mengirim 16 orang mahasiswa untuk mempelajari ilmu kelautan di Belanda

d.      Bidang Pendidikan, dalam bidang ini Jepang menerapkan wajib belajar bagi seluruh generasi muda bangsanya. Mereka didik untuk cinta tanah air, pantang menyerah dan semangat berani mati (bushido) serta hormat dan tunduk pada kaisar; memberikan beasiswa untuk belajar di negara-negara Barat; mendatangkan konsultan pendidikan dari negara Barat.

e.       Bidang Sosial, mengubah banyak aspek sosial dan budaya Jepang, seperti menghapus sistem kelas samurai untuk menghilangkan perbedaan status antara kelas-kelas sosial

f.        Bidang hukum mengikuti model dan sistem serta konstitusi Jerman

g.      Berkaitan dengan perubahan-perubahan tersebut untuk lebih jelasnya bisa dibaca dalam jurnal Karya Mustika Wati (2019) Slogan “Fukoku Kyohei” (Negara Kaya, Militer Kuat) Dan Keterlibatan Jepang Dalam Perang Pasifik 1942 – 1945 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No.1 2019 https://core.ac.uk/download/pdf/230698985.pdf

Perubahan akibat Restorasi Meiji mengantarkan Jepang menjadi kekuatan besar di dunia yang berasal dari luar barat dan mendorong Jepang menjadi negara imperialis. Sebagai negara imperialis tentu Jepang berusaha meluaskan kekuasaannya dan bercita-cita untuk mendirikan imperium yang besar di kawasan Asia Timur Raya termasuk Indonesia.

 

2.    Berkembangnya Jepang menjadi negara industri

Telah kita ketahui di awal bahwa Restorasi Meiji telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat Jepang. Jepang berkembang menjadi negara industri. Berkat industrialisasi yang dijalankannya, pertumbuhan ekonomi meningkat pesat. Jepang menyadari bahwa untuk tetap bisa meningkatkan perekonomiannya dan terus berkelanjutan, maka ada 3 hal penting yang harus dipenuhi yakni pasokan bahan mentah yang stabil, jalur pelayaran yang aman, pasar bagi hasil industrinya. Dalam upaya memenuhi tiga kebutuhan tersebut, Jepang memperkuat militernya dan memperluas wilayah dengan membangun imperium yang luas meliputi Taiwan, Korea, Manchuria, Tiongkok bagian Utara. Pada tahun 1941, di saat Prancis menyerah terhadap Jerman, Jepang segera memanfaatkan kesempatan dengan menginvasi wilayah  jajahan Prancis di Indocina yang meliputi Kamboja, Laos dan Vietnam. Akibat tindakannya tersebut, Amerika Serikat membentuk persekutuan ABDACOM (Amerika, British, Dutch, Australian Command) untuk menghadapi Jepang, melakukan embargo baja, besi tua dan minyak bumi, membekukan semua aset milik Jepang.

Penerapan ancaman embargo minyak bumi yang merupakan bahan yang sangat penting untuk industri Jepang mendorong Jepang untuk menguasai sumber minyak baru di Asia Selatan dan  Asia Tenggara termasuk Indonesia.

 



Gambar : Pabrik pemintal kapas

Sumber

https://www.re-tawon.com/2018/09/sejarah-modernisasi-jepang-sesudah.html

 



Gambar Pabrik Kapal Mitshubishi di Nagasaki

Sumber : https://www.re-tawon.com/2018/09/sejarah-modernisasi-jepang-sesudah.html

 

 

3.    Terjadinya Perang Asia Timur Raya/ Perang Pasifik

Embargo yang dilakukan Amerika tidak membuat Jepang menyerah, pasukan Jepang pada 7 Desember 1941, menyerang pangkalan laut Amerika di Pasifik yakni di daerah Pearl Harbour. Setelah berhasil menghancurkan Pear Harbour, Jepang pada 10 Desember 1941 menduduki Filiphina (jajahan Spanyol), Burma (Myanmar yang merupakan daerah jajahan Inggris) pada 16 Desember 1941. Pada 11 Januari 1941, Jepang mendarat di Indonesia tepatnya di Tarakan, selanjutnya menguasai pusat-pusat kekuasaan Belanda di Sumatera dan Jawa.

Pada saat Amerika menghentikan suplai minyaknya untuk Jepang pada tahun 1941, pihak Jepang sebenarnya berusaha untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan minyak. Namun, usaha ini gagal. Oleh karenanya, Jepang kemudian menyerang Indonesia untuk mendapatkan sumber daya alamnya. Karena Jepang sangat memerlukan minyak bumi, Tarakan diserang Jepang pada 11 Januari 1942 karena wilayah ini dan sekitarnya kaya akan minyak. Jepang kemudian menyerang Balikpapan yang juga memiliki banyak ladang minyak. kemudian melanjutkan ekspansinya ke wilayah Indonesia bagian timur seperti Ambon, Morotai, Manado, dan Kendari. Setelah berbagai wilayah di kawasan timur berhasil dikuasai, Jepang mengarahkan ekspansinya ke wilayah barat, yaitu ke Palembang yang juga kaya akan minyak. Jatuhnya Palembang ini membuka jalan bagi Jepang untuk menguasai Jawa.

Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah untuk menguasai sumber daya alam, terutama minyak bumi, guna mendukung industri dan perang Jepang. Jawa dirancang sebagai pusat seluruh operasi militer di Asia Tenggara dan Sumatera sebagai sumber minyak utama. Penguasaan Jepang atas Hindia Belanda menyebabkan Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati Subang, pada 8 Maret 1942. Peristiwa ini dapat diartikan sebagai berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia.

Penguasaan Indonesia oleh Jepang ditujukan juga untuk mendapatkan dukungan dan mobilisasi massa guna memenangkan perang pasifik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya Jepang melakukan mobilisasi massa. Pemerintah Jepang melakukan mobilisasi rakyat Indonesia dalam berbagai bidang sebagai tenaga cadangan apabila sekutu menyerang Indonesia



Serangan Jepang di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941

Sumber gambar : https://intisari.grid.id/read/0398823/pearl-harbor-awal-dimulainya-malapetaka-di-asia-pasifik-termasuk-bom-atom-di-jepang?page=all#google_vignette

 

 

4.    Adanya semangat untuk melaksanakan ideologi Hakko Ichi-u



Propaganda Hakko Ichi-u (saudara tua) bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia.

Sumber gambar :

https://www.kompas.com/stori/image/2022/02/15/140000779/apa-saja-propaganda-yang-dilakukan-jepang-di-indonesia-?page=1

 

 

Menurut Notosusanto yang dikutip dari penelitiannya Jefri Rieski .T, dkk dalam jurnal Mobilisasi Bangsa Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang untuk Kepentingan Perang Asia Timur Raya Tahun 1942-1945. ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17, No 1, Maret 2021, Pengertian dari Hakko Ichi-u adalah delapan benang di bawah satu atap, yang memiliki makna pembentukan suatu lingkungan yang didominasi oleh Jepang yang meliputi bagian-bagian besar dunia. (https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/view/39186).

Hakko Ichi-u merupakan slogan persaudaraan universal yang digunakan Jepang untuk menciptakan Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dalam Perang Dunia II. Maka dari itu Jepang ingin menguasai seluruh Asia Tenggara, bahkan juga Indonesia agar berada di bawah kekuasaannya. Hakko Ichi-u merupakan bagian dari propaganda Jepang dalam menguasai Indonesia.

Hakko Ichiu merupakan slogan persaudaraan Jepang untuk menciptakan Kawasan Kesemakmuran Asia Timur Raya Bersama. Jepang masuk ke Indonesia dengan menggunakan semboyan Hakko Ichiu. Jepang mengaku bahwa mereka merupakan saudara tua dari bangsa Indonesia. Indonesia ketika itu percaya dengan semboyan Hakko Ichiu tersebut karena Indonesia dulu mempercayai adanya sistem kepercayaan Ratu Adil (https://vaniadishalsa.wordpress.com/2016/07/30/109/). Bangsa Indonesia percaya bahwa kedatangan Ratu Adil akan membawa perubahan dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia seteah hidup berada di bawah penjajahan Belanda Tentu saja dengan propaganda tersebut Jepang lebih mudah menguasai Indonesia

 

I.     Assesment Formatif

A.    Pilihan Ganda

1.         Mengapa Kaisar Meiji melakukan perubahan dalam berbagai bidang?

a.    Mendapat tekanan dari Amerika

b.    Menyadari akan ketertinggalannya dari bangsa Barat

c.     Ingin menguasai Korea dan Jepang

d.    Mendapat perlakuan tidak adil oleh bangsa Barat

 

2.         Apa dampak dari adanya restorasi meiji di Jepang terhadap Indonesia

a.    Menjadi sasaran untuk dikuasai Jepang

b.    Mendapat pertolongan Jepang

c.     Meniru kemajuan di Jepang

d.    Bekerja sama dengan Tiongkok untuk mengalahkan Jepang

 

3.         Mengapa Amerika Serikat melakukan embargo terhadap Jepang

a.    Jepang menguasai Indonesia

b.    Jepang melakukan invansi ke Indochina

c.     Jepang bekerja sama dengan Inggris

d.    Agar Jepang tidak bekerja sama dengan Amerika

 

4.         Mengapa Jepang ingin menguasai Indonesia

a.    Indonesia kaya akan sumber daya alam

b.    Indonesia bisa menjadi saingan

c.     Indonesia dekat dengan Amerika

d.    Rakyat Indonesia mudah untuk dipecah

 

5.         Mengapa Jepang ingin menguasai pulau Jawa

a.    Memiliki sumber minyak

b.    Pusat kekuasaan Belanda

c.     Akan dijadikan sebagai tempat pengungsian

d.    Jawa dijadikan tempat strategis untuk industri

 

6.         Setelah Restorasi Meiji, mengapa Jepang memperkuat militernya dengan melaksanakan wamil kepada laki-laki yang sudah berusia 21 tahun?

a.    Menjaga keamanan Kaisar dan para pejabat yang duduk dalam parlementer

b.    Menjaga keamanan warga negara Jepang

c.     Memperkuat pertahanan dan keamanan untuk mendukung misi Jepang mewujudkan negara makmur militer kuat

d.    Menjaga sumber daya alam dari serangan Tiongkok dan Korea

 

7.         Alasan Jepang menaklukkan lebih banyak wilayah adalah....

a.    Menyaingi Tiongkok dan Korea sebagai kerajaan-kerajaan terdekat

b.    Keinginan untuk merebut kekuasaan dari Amerika Serikat

c.     Menciptakan keamanan dan ketertiban dunia agar tidak dikuasai bangsa Barat

d.    Menjamin kesinambungan bahan baku dan pasar untuk mendukung kegiatan industrinya

 

8.         Pilih lebih dari 1 jawaban yang benar Berikut adalah usaha Jepang dalam pembaharuan di bidang pendidikan

ð       Menanamkan rasa cinta tanah air, pantang menyerah dan semangat berani mati (bushido)
ð       menerapkan wajib belajar bagi seluruh generasi muda bangsanya.
ð       Menerapkan semangat hakko ichi-u serta hormat dan tunduk pada kaisar;
ð       memberikan beasiswa untuk belajar di negara-negara Barat
ð       mendatangkan konsultan pendidikan dari negara Barat.

 

9.         Pilih lebih dari 1 jawaban yang benar. Berikut nilai hidup orang Jepang yang bisa kita tiru

ð     Harus memiliki hasrat untuk bisa mencapai tujuan

ð     Semangat berani mati (bushido) ketika tidak berhasil melaksanakan tugas

ð     Mulai dari hal kecil dan dilakukan dengan konsisten untuk mendapatkan perubahan

ð     Tumbuh dan berkembang dengan kecepatan sendiri

 

10.     Pilih lebih dari 1 jawaban yang benar ,Dampak dari adanya pengiriman Misi Iwakura adalah

ð     Terbentuknya parlemen kekaisaran dan konstitusi Meiji

ð     Jepang berkembang menjadi negara industrialisasi

ð     Jepang berhasil menyaingi negara-negara Barat

ð     Jepang memiliki simpati untuk membebaskan wilayah Asia dari kekuasaan bangsa Barat

 

B.        Tugas Kelompok

1.      Buat 1 pertanyaan berdasarkan bahan ajar yang kamu pelajari, kemudian berikan pada kelompok lain yang belum mendapatkan pertanyaan

2.      Jawablah pertanyaan berikut Apa yang akan terjadi pada Indonesia seandainya Amerika tidak melakukan embargo kepada Jepang dan Jepang tidak melakukan  serangan Pear Harbour ? Apakah Jepang akan tetap menjajah Indonesia ataukah tidak?Berikan alasannya

3.      Carilah informasi dari internet yang berkaitan dengan konsep hakko ichi-u yang menjadi propaganda Jepang untuk menduduki Indonesia. Berikan pendapat kelompok anda mengenai konsep tersebut?

4.       Carilah 3 nilai kehidupan bangsa Jepang yang menurut kamu baik untuk pembentukan karakter dirimu, berikan alasan mengapa nilai tersebut harus dimiliki waktu maksimal

 

II.      Asesmen Sumatif

Essay

1.    Mengapa Jepang melakukan penjajahan di Indonesia?

2.    Apa nilai-nilai yang bisa kamu ambil dari penjajahan Jepang di Indonesia min 2, jelaskan alasannya!

3.    Berdasarkan dua pertanyaan di atas demonstrasikan pemahanmu dengan membuat produk digital atau non digital seperti infografis, mind maping, resume, artikel, video, poster, komik, puisi, cerpen dan sebagainya sesuai dengan minat dan kemampuanmu

 III. Refleksi

  1. Bagaimana perasaan kamu saat mempelajari materi ini?
  2. Apa kendala yang kamu hadapi saat mempelajari materi ini?
  3. Hal berbeda apa yang ingin kamu lakukan, jika kamu punya kesempatan untuk memperbaiki proses belajarmu?

 

 

Referensi:

1.      Matina Safitry, dkk. Sejarah Kemdikbudristek BSKAP Pusat Perbukuan

2.      Ratna Hapsari Sejarah Indonesia untuk Kelas XI SMA. Jakarta: Airlangga

3.      https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/restorasi-meiji-pengertian-tujuan-dan-dampaknya-bagi-jepang-20crdNLVGMJ/full

4.      https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/18/180000379/latar-belakang-restorasi-meiji?page=all

5.      Mustika Wati (2019) Slogan “Fukoku Kyohei” (Negara Kaya, Militer Kuat) Dan Keterlibatan Jepang Dalam Perang Pasifik 1942 – 1945 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 7, No.1 2019 https://core.ac.uk/download/pdf/230698985.pdf

6.      Jefri Rieski .T, dkk .Mobilisasi Bangsa Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang untuk Kepentingan Perang Asia Timur Raya Tahun 1942-1945. ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17, No 1, Maret 2021 (https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/view/39186

7.      https://www.re-tawon.com/2018/09/sejarah-modernisasi-jepang-sesudah.html

8.      https://www.kompas.com/stori/image/2022/02/15/140000779/apa-saja-propaganda-yang-dilakukan-jepang-di-indonesia-?page=1

 

Sabtu, 02 Desember 2023

Koneksi antarmateri Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

 

International Coaching Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai kemitraan dengan klien dalam suatu proses kreatif dan menggugah pikiran untuk menginspirasi klien agar dapat memaksimalkan potensi pribadi dan profesional coachee. Coaching bertujuan untuk memberdayakan dan memperbaiki kinerja yang berfokus pada menggali solusi oleh coachee.

Paradigma berpikir coaching terdiri dari

1.      Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

Tetap fokus pada topik apa pun yang dibawa oleh coachee, dapat membawa kemajuan pada mereka, sesuai keinginan mereka.

2.      Bersikap terbuka dan ingin tahu

Ciri-ciri dari sikap terbuka dan ingin tahu ini adalah: 1. berusaha untuk tidak menghakimi, melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain; 2. mampu menerima pemikiran orang lain dengan tenang, dan tidak menjadi emosional; 3. tetap menunjukkan rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat orang lain memiliki pemikiran tertentu.

3.      Memiliki kesadaran diri yang kuat

Mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari rekan kita.

4.      Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Coaching mendorong seseorang untuk fokus pada masa depan dan mendorong seseorang untuk fokus pada solusi, bukan pada masalah.

Prinsip Coaching

1.      Kemitraan

Posisi coach terhadap coachee-nya adalah mitra. Itu berarti setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah.

2.      Proses kreatif

Proses ini terjadi melalui percakapn dua arah, memicu proses berpikir coachee, memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru .

3.      Memaksimalkan potensi

Dalam upaya memaksimalkan potensi, makas percakapn diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya atau dengan kesimpulan yang dibuat oleh coachee.

Kompetensi inti coaching

1.      Kehadiran Penuh/Presence

kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching

2.      Mendengarkan Aktif

Kemampuan mendengarkan aktif atau menyimak perlu dilatih untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh coachee dan memahami keseluruhan makna yang bahkan tidak terucapkan.

3.      Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Pertanyaan yang mampu mendorong coachee untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikirannya, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.

Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA

T   : Tujuan, menanyakan atau menyepakati tujuan dari percakapan

I     : Identifikasi, memetakan dan menggali situasi

R   : Rencana aksi, mengembangkan ide untuk alternatif solusi/rencana aksi

TA : Tanggung jawab, komitemen terhadap rencana dan langkah selanjutnya.

Coaching untuk Supervisi Akademik merupakan upaya yang dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran yang dilakukan secara kolaborasi, berfokus dan berorientasi pada solusi,agar terjadi peningkatan performa mengajar dari coachee.

Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi: 1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru 2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu 3. Terencana 4. Reflektif 5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati 6. Berkesinambungan 7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik. Siklus dalam supervisi meliputi Pra-observasi, Observasi dan Pasca-observasi.

Emosi yang dirasakan pada saat mempelajari materi ini campur aduk ada rasa cemas, bahagia, kesal. Cemas yang dirasakan karena kekhawatiran tidak bisa mempelajarinya karena kondisinya dibentrokan dengan aktifitas lain yang memang menyita waktu. Bahagia karena bisa mempelajari ilmu baru dan membuka pikiran saya dengan yang namanya coaching dan mengetahui perbedaan antara mentoring, konsultasi, fasilitasi, training. Kesal karena melihat video yang terlalu banyak sementara hanya dalam waktu beberapa hari dan banyaknya kegiatan membuat saya tidak fokus untuk mempelajari video tersebut, bahkan saya merasa ngantuk, pusing, mual ketika mempelajarinya, sehingga saya harus mengakhiri sesi belajar saya saat itu.

Apa yang sudah baik dari pembelajaran kali ini saya bisa memahami mengenai paradigma berpikir coaching, prinsip coaching, kompetensi coaching dan alur percakapan TIRTA. Saya pun bisa mempraktekkannya percakapan alur TITRA dalam percakapan pemecahan masalah.

Meski demikian ada hal yang belum saya kuasai yaitu dalam coaching supervisi akademik mulai dari pra-observasi-observasi dan pasca observasi. Pada bagian-bagian tersebut saya harus mampu untuk memberikan pertanyaan berbobot yang berkaitan dengan pengembangan diri coaching, kompetensi yang ingin ditingkatkan, dan indikator tujuan. Saya pun kesulitan ketika membuat rubrik penilaian. Saya pun kesulitan untuk mempraktekkan percakapan alur TIRTA dalam percakapan perencanaa, refleksi dan kalibrasi. Hal-hal tersebut harus saya tingkatkan dengan banyak berlatih dan mempelajarinya misal dengan menanyakannya kepada yang lebih kompeten.

Kegiatan coaching bisa dilakukan untuk situasi apapun termasuk dalam pembelajaran diferensiasi dan PSE. Guru berperan penting dalam memenuhi kebutuhan belajar murid dan menciptakan well-being, oleh karena itu diperlukan praktek coaching untuk bisa mewujudkannya. Dalam pembelajaran diferensiasi yang melihat murid sesuai dengan kebutuhan belajarnya, proses coaching ini sangat diperlukan karena melalui kegiatan coaching yang dilakukan maka, guru bisa memfasilitasi kebutuhan belajar murid sehingga guru mampu menemukan potensi,dan menuntun siswa untuk terus lebih baik. Begitu pun dalam PSE, melalui coaching ini guru bisa. membangun well-being baik siswa maupun rekan guru lainnya. Selain itu teknik minfullness bisa dijadikan sebagai latihan untuk bisa menerapkan kompetensi coaching dimana coach harus mampu untuk hadir penuh dan mampu untuk menyimak dan menjadi pendengar aktif.

Kompetensi guru penggerak salah satunya adalah Pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru penggerak harus mampu mengembangkan diri dan orang lain baik itu murid maupun teman sejawat, oleh karena itu diperlukan penguasaan terhadap teknik pengembangan diri seperti coaching dalam supervisi akademik. Keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) murid  agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Tujuan dari coaching adalah untuk menemukan kekuatan diri dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Melalui coaching diharapkan ada peningkatan dalam kinerja dan semakin kuatnya potensi yang ada dalam diri sehingga bisa dioptimalkan.

Selama mempelajari modul ini dalam benak saya terpikir bagaimana caranya melakukan coaching pada murid dengan jumlah murid yang banyak, apakah dilakukan untuk setiap murid atau bagi mereka yang meminta mengobrol dengan kita atas permasalahannya?

Keterampilan coaching sangat diperlukan ketika kita menghadapi murid dengan karakter yang beragam. Kita bisa melakukan coaching untuk murid satu kelas yang berada di bawah tanggung jawab kita. Tapi jika ini berkaitan dengan tugas kita sebagai guru mata pelajaran, dengan jumlah murid yang banyak untuk melakukan coaching adalah sebuah tantangan. Rasanya sulit untuk melakukan coaching terhadap seluruh siswa dengan jumlah yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama. Namun, ada cara yang bisa kita lakukan misalnya dengan pendekatan personal. Pendekatan personal bisa membuka peluang murid untuk tidak segan menceritakan permasalahannya pada kita, kesempatan ini bisa dijadikan sebagai aktifitas untuk melakukan coaching. Biasanya ada beberapa murid yang ingin menceritakan kisah hidupnya, atau yang ingin mengikuti lomba atau mengobrol untuk mendapatkan pencerahan yang biasanya meminta saran. Dulu ketika mereka meminta saran, guru langsung memberikan saran. Namun, setelah mengetahui tujuan coaching maka kita bisa menggantinya dengan pendekatan coaching.

Tantangan yang ada di sekolah berkaitan dengan coaching adalah tidak semua guru memahami arti coaching, karena selama ini yang kami pahami dari coaching adalah membantu rekan sejawat dalam menyelesaikan permasalahannya dengan memberikan saran, hal ini lebih mendekati kepada mentoring. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk memiliki pandangan dan pengetahuan yang sama terhadap proses coaching yakni dengan melakukan desiminasi dalam komunitas praktisi di sekolah serta dengan memberikan contoh praktik coaching, termasuk dalam kegiatan supervisi.

Dulu supervisi tidak dilihat sebagi bagian yang tidak terpisahkan dari coaching. Supervisi yang pernah saya alami hanya sebagai bagian dari menunaikan kewajiban dalam penilaian bukan sebagai bagian kegiatan yang berkelanjutan yang memberdayakan dan menggali potensi guru.

Setelah mengetahui mengenai coaching, maka supervisi yang dilakukan harus menerapkan paradigma berpikir coaching, prinsip coaching, kompetensi coaching dengan menggunakan 3 langkah yakni pra observasi, observasi dan pasca observasi termasuk memberikan umpan balik dan refleksi.

Materi mengenai coaching tidak hanya saya dapatkan dari modul tapi juga di dapat dari PMM. Dari video PMM yang saya tonton apapun bentuk percakapannya mau itu perencanaan, refleksi, kalibrasi dan pemecahan masalah semua sama dengan menggunakan paradigma berpikir coaching dengan tujuan untuk memberdayakan potensi yang ada dalam diri murid dan mengarahkan serta menuntun murid untuk mampu menghadapi dan menemukan solusi dalam situasi apapun.